Rabu, 16 Oktober 2013

WAJAH ‘IDUL ADHA 1434 H Sadawangi

WAJAH ‘IDUL ADHA 1434 H Sadawangi - 10 Dzulhijah sudah mulai menampakkan diri, gema takbir mulai berkumandang dari surau-surau yang tersebar di sudut-sudut desa. Keesokan harinya, tepat pukul 06.00 WIB, shalat Id pun dilaksanakan oleh seluruh warga Desa Sadawangi. Seperti biasa di pusat desa, shalat Id terkonsentrasi di tiga titik berbeda yaitu di lapangan sepak bola (Masjid Al Furqon), terminal desa (Masjid Riyadul Huda) dan di depan balai desa (Masjid Jamie Al Azhar). Meskipun tempat shalatnya berbeda, isi khutbah tentu saja sama-sama mengambil tema tentang hikmah qurban yang dikaitkan dengan kehidupan. Telah menjadi rahasia umum bahwa adanya perbedaan tempat pelaksanaan shalat Id di Desa Sadawangi lebih dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan ormas-ormas Islam yang dianut masyarakat di mana kegiatan ormas tersebut berpusat di masjid-masjid yang bersangkutan.

Terlepas dari itu, tahun ini penyembelihan hewan qurban di Desa Sadawangi pun terbilang cukup unik, karena tidak ada panitia qurban yang mengelola penyembelihan dan penyebaran daging hewan qurban. Warga yang berkurban menyembelih hewan qurbannya di halaman sekitar rumah dan disaksikan oleh segenap keluarga besar, penyembelih pun merupakan orang yang berqurban atau keluarga dari orang yang berkurban. Setelah itu, daging disayat dan dibersihkan kemudian dipotong-potong dan dibagikan kepada keluarga orang yang berqurban terlebih dahulu kemudian ke tetangga dengan radius terjauh sekitar 50 – 100 meter dari lokasi penyembelihan hewan qurban.

Berdasarkan keterangan beberapa warga, adanya perilaku panitia qurban yang tidak terpuji di masa lampau merupakan alasan terkuat masyarakat Desa Sadawangi menyembelih hewan qurbannya secara mandiri. Hal ini didukung oleh tidak adanya inisiatif untuk membentuk panitia qurban dari masyarakat Desa Sadawangi. Selain itu, dengan adanya panitia qurban, biasanya keluarga pihak yang berqurban merasa dirugikan karena tidak mendapat ‘kelebihan’ bagian dari hewan yang telah diqurbankan. Hal ini tentu saja harus mendapat perhatian serta perlu adanya kesadaran dan upaya dari berbagai pihak untuk memahamkan hakikat ibadah qurban yang benar sesuai dengan tuntunan Islam kepada seluruh elemen masyarakat, sehingga di tahun-tahun berikutnya pelaksanaan ibadah qurban di Desa Sadawangi dapat lebih tertib dan terorganisir dengan baik sehingga penyebarannya lebih tepat sasaran. Wallahu’alam.

[Sih Aulia/KIM Sadawangi] - WAJAH ‘IDUL ADHA 1434 H Sadawangi

Tidak ada komentar: