Pembinaan Kepegawaian Kementrian Agama Kecamatan Lemahsugih - Pembinaan kepegawaian kementrian agama yang diselenggarakan di MTs N Sukajadi, selasa (29/10) yang dihadiri oleh Bapak Dr.H.Udin Saprudin M.MPd Kepala KEMENAG Majalengka. Peserta pembinaan tersebut berjumlah 369 orang yang terdiri dari petugas KUA 5 orang, pengawas PAI 2 orang, guru Madrasah Aliyah 30 orang, guru Madrasah Tsanawiyah 120 orang, guru Madrasah Ibtidaiyah 150 orang, dan guru Raudhatul Athfal 82 orang.
Kehadiran para peserta ini membuat bangga kepala KEMENAG karena hampir 100% kepegawaian kementrian agama bisa menghadiri acara pembinaan ini. Acara ini adalah lanjutan dari pembinaan dan musyawarah sebelumnya di tahun 2013.’’ Ini adalah tindak lanjut rapat kerja baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat untuk merumuskan perencanaan program 2014 dan evaluasi tahun 2013” kata kepala KEMENAG.
Di akhir tahun 2013 ini KAMENAG ingin melaksanakan pembinaan di berbagai wilayah yang sekarang ini di laksanakan di wilayah lemahsugih terlebih dahulu, dan insyaAllah selanjutnya di wilayah Bantarujeg, Talaga, Cikijing dan seterusnya.
Banyak sekali harapan yang di ungkapkan kepala KEMENAG dan itu menjadi harapan kita juga sebagai warga negara Republik Indonesia yaitu “Indonesia pada tahun 2045 menjadi negara yang maju, menjadi negara adidaya supaya tidak bergantung terus kepada negara-negara lain”. Ini menjadi PR bagi para pendidik supaya bisa mendidik anak-anak didiknya dengan baik, sehingga menjadi generasi yang unggul bukan menjadi generasi yang biasa-biasa saja yang tidak ada pengaruhnya sama sekali dalam kehidupan bermasyarakat. Buatlah mereka menjadi lebih bahagia, di banding masa sekarang ini. Harapan ke dua kepala KEMENAG yang menjadi pertanyaan yang harus kita fikirkan solusinya, “ Bisakah 20 tahun yang akan datang majalengka seperti negara singapur???” negara singapur memang sudah maju, tapi di setiap kelebiahn pasti tersimpan kekurangan. Di Negara indonesia banyak usia belajar yang masih belajar dan ini menjadi tanggung jawab para guru untuk mengantarkan indonesia di tahun 2045 nanti menjadi negara adidaya.
Amanat kepala KEMENAG kepada para kepala pada acara pembinaan kepegawaian kementrian agama “jangan terus-terusan menambah pengajar sehingga para pengejar tidak mencapai batas minimal jam ngajar yaitu minimal 24 jam” hal ini disampaikan karena pada kenyataan para guru banyak yang tidak mencapai batas minimal bertatap muka dalam mendidik anak-anak. Kepala KEMENAG juga menginginkan mulai 2014 semua anggaran bagi para pendidik harus berbasis kinerjanya, artinya semua anggaran yang diturunkan hasilnya balance. Mulai tahun 2014 juga PNS tidak ada lagi DP 3, dan penilaian dilihat dari prestasi kerja. Jika tidak bekerja berarti tidak mendapat nilai, jika tidak mendapat nilai maka jabatannya sebagai PNS dan anggaran yang di keluarkan untuknya akan di pending, atau bahkan diberhentikan.
Menurut beliau profesionalis guru bisa dilihat dari klasifikasi akademik minimal S1, kemudian tidak merasa puas atas pengetahuan yang dimilikinya, orang yang tunduk dan patuh pada aturan organisasi, memberikan kepuasan atau layanan kepada anak – anak didik dengan baik.
Di tahun 2014 juga audit yang akan terjun kelapangan berbeda dengan audit tahun tahun sebelumnya, audit 2014 lebih ketat dan lebih disiplin bahkan bergabung dengan KPK. Semua audit adalah audit kinerja. Hal ini dikakukan untuk persiapan indonesia di tahun 2045 supaya lebih matang dan terlatih dengan kebiasaan-kebiasaan baik
Untuk para pendidik jadilah pendidik yang bisa menjadikan anak didiknya menjadi generasi yang unggul, didiklah anak-anak didik kita dengan penuh cinta, penuh perhatian, sehingga dapat di arahkan dengan baik ke arah yang lebih baik, sehingga menjadi anak-anak yang bersih hati, mempunyai fikiran tenang, yang berjiwa besar, yang bisa mengendalikan indonesia ini, karena maju mundurnya suatu negara ditentukan oleh wanita wanitanya dan para remajanya. Seorang ilmuwan mengatakan jika kamu ingin menghancurkan suatu negri maka buat rusak moral remajanya. Jika moral remajanya sudah rusak bagai mana ia bisa berfikir jernih untuk kedepannya. Boro boro untuk nrgara, untuk mengendalikan dirinya saja ia tidak bisa.
[KIM Sadawangi - Nurhamidah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar